Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim bersiap menyambut Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang diselenggarakan setiap tahun pada 23 Juli.
Berbagai kegiatan digelar DP3AK Jatim. Antara lain mengadakan kegiatan SAPA DP3AK secara online yang diikuti hampir 250 peserta dengan Tema Langkah – langkah kreatif upaya pemenuhan hak anak. Tema ini dipilih bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022, pelaksanaan SAPA DP3AK kali ini adalah sharing dan testimoni dari pihak – pihak yang berkomitmen dalam upaya pemenuhan hak anak khususnya di Jawa Timur.
Dalam SAPA DP3AK ini menampilkan beberapa narasumber, yaitu Afina sebagai Ketua Forum Anak Jawa Timur, Mbak Asih sebagai penggagas Omah Sinau Gesang (Lumajang) dan Mas Roni penggagas Tunas Hijau (Surabaya).
Kepala DP3AK Jatim, Restu Novi Widiani, Selasa (12/7/2022) menyampaikan, peringatan HAN merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa dalam menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Menurutnya, apa yang sudah dilakukan tiga tokoh tersebut sangat menginspirasi dan tentunya menjadi bagian dari perilaku baik yang tentunya patut diapresiasi, seperti melalui KPAI Award 2022 yang dinilai lebih layak untuk mereka dapatkan.
"Masih banyak perilaku baik yang menginisiasi pemenuhan hak anak sekaligus mendukung perlindungan anak di Jawa Timur ini, tentu harapannya tidak hanya sekedar menjadi inspirasi, tapi direplikasi sesuai dengan dinamika yang ada di tempat masing – masing, dan tentu ini sejalan dengan tema Hari Anak tahun ini, anak terlindungi, Indonesia maju," terang Restu Novi.
Dikatakannya, ketiga tokoh yang ahdir daalam SAPA DP3AK tersebut mempunyai cara yang berbeda – beda melakukan sesuatu dalam rangka untuk pemenuhan hak anak.
"Forum Anak Jawa Timur yang dipelopori Elvina misalnya, merupakan wadah bagi anak-anak untuk berorganisasi, menyampaikan pendapat dan ikut berpartisipasi," ujarnya.
Sementara Omah Sinau Gesang ada sosok Siti Murniasih atau mbak Asih yang mempelopori suatu wadah belajar bagi anak – anak di desa Gesang supaya bisa belajar tentang banyak hal mulai dari akademis, permainan tradisional, alam dan lingkungan sekitar. Mbk Asih juga inisiator dan pendamping pembentukan Forum Anak Desa di Lumajang.
Berikutnya adalah Zamroni atau akrab dipanggil Mas Roni dengan organisasi Tunas Hijaunya. Organisasi ini fokus pada bagaimana lingkungan harus ramah bagi anak. Dalam aksinya Tunas Hijau
fokus pada edukasi kepada anak tentang bagaimana mencintai alam. Salah satunya, pengelolaan sampah. Bagaimana sampah itu bisa di kelola dengan sedemikian rupa sekaligus mendatang nilai ekonomi yang luar biasa.