Mengenali Tanda-Tanda Kekerasan di Dalam Relasi Dekat

  • Jumat, 29 Oktober 2021 - 09:00:00 WIB
  • Administrator

Mengenali Tanda-Tanda Kekerasan di Dalam Relasi Dekat

oleh Aghnis Fauziah, S.Psi., M.Psi., Psikolog

 

Dalam relasi dekat, mungkin sulit untuk mengetahui apakah kita mengalami kekerasan (abuse), khususnya ketika pasangan Anda mengatakan bahwa ia mencintai Anda, memberikan perhatian, atau menghidupi Anda. Memaksa seseorang berhubungan seks, mengatakan hal yang kasar, dan mengancam merupakan bentuk kekerasan.

Kekerasan adalah usaha untuk mendapatkan kekuasaan atau kontrol terhadap orang lain dengan menggunakan taktik fisik, emosional, atau seksual. Tanda-tanda kekerasan antara lain:

  1. Melacak semua yang Anda lakukan
  • Memantau apa yang Anda lakukan sepanjang waktu atau menanyakan di mana Anda berada dan dengan siapa Anda setiap detiknya
  • Meminta kata sandi media sosial dan akun email Anda
  • Menuntut agar Anda segera membalas SMS, chat, atau panggilan
  • Mencegah Anda bertemu teman atau keluarga
  • Mencegah Anda pergi bekerja atau sekolah
  1. Menjadi cemburu, mengontrol, atau marah
  • Bertingkah sangat cemburu, termasuk terus-menerus menuduh Anda selingkuh
  • Memiliki temperamen yang cepat berubah, sehingga Anda tidak pernah tahu apa yang akan Anda lakukan atau katakan yang dapat menyebabkan masalah
  • Mengontrol bagaimana Anda membelanjakan uang Anda
  • Mengontrol penggunaan obat-obatan atau pengendalian kelahiran
  • Membuat keputusan sehari-hari untuk Anda yang biasanya Anda putuskan sendiri (seperti apa yang akan dikenakan atau makan)
  1. Merendahkan
  • Merendahkan Anda, seperti menghina penampilan, kecerdasan, atau aktivitas Anda
  • Mempermalukan Anda di depan orang lain
  • Menghancurkan barang-barang penting yang Anda miliki
  • Menyalahkan Anda atas kekerasan yang dilakukannya
  1. Secara fisik menyakiti atau mengancam untuk menyakiti Anda atau orang yang Anda cintai
  • Mengancam untuk menyakiti Anda, anak-anak, atau orang lain atau hewan peliharaan di rumah Anda
  • Menyakiti Anda secara fisik (seperti memukul, memukul, mendorong, mendorong, meninju, menampar, menendang, atau menggigit)
  • Menggunakan (atau mengancam akan menggunakan) senjata untuk melawan Anda
  • Mengancam untuk melukai dirinya sendiri ketika marah dengan Anda
  • Mengancam Anda jika Anda melaporkan kekerasan fisik yang telah dilakukannya.
  1. Memaksa Anda untuk berhubungan seks atau aktivitas intim lainnya
  • Memaksa Anda untuk berhubungan seks ketika Anda tidak ingin, melalui kekuatan fisik atau ancaman
  • Mengasumsikan bahwa persetujuan untuk hubungan seks di masa lalu berarti Anda harus melakukan hal yang sama di masa depan
  • Mengasumsikan bahwa persetujuan untuk satu aktivitas berarti persetujuan untuk aktivitas di masa depan atau peningkatan tingkat keintiman (misalnya, dengan asumsi bahwa berciuman harus mengarah pada seks setiap saat)

Jika Anda merasa seseorang melakukan kekerasan terhadap Anda, carilah bantuan. Kekerasan dapat memiliki efek fisik dan emosional yang serius. Anda dapat mencari bantuan pada Dinas yang mengurusi bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di kota/kabupaten tempat Anda tinggal.

Kadang-kadang di dalam hubungan romantis (contohnya pacaran, pernikahan) tidak ada kekerasan, tetapi mungkin hubungan tersebut tidak sehat. Jika Anda berpikir bahwa hubungan yang Anda jalani tidak sehat, berusahalah untuk mengkomunikasikannya pada pasangan Anda. Jika tampaknya sulit, Anda dapat berbicara pada sahabat, keluarga, konselor, atau psikolog.

Anda mungkin berada dalam hubungan yang tidak sehat, jika Anda merasa:

  • Memfokuskan seluruh energi pada pasangan Anda
  • Meninggalkan teman, keluarga, atau aktivitas yang Anda sukai
  • Merasa ditekan atau dikontrol oleh pasangan
  • Merasa lebih banyak waktu yang buruk daripada waktu yang baik di dalam hubungan
  • Sering merasa sedih atau takut ketika bersama dengan pasangan
  • Tahu bahwa pasangan tidak mendukung Anda dan apa yang Anda ingin lakukan dalam hidup
  • Tidak merasa nyaman menjadi diri sendiri atau membuat keputusan sendiri
  • Tidak bisa berbicara jujur untuk menyelesaikan konflik di dalam hubungan
  • Tidak bisa mengatakan kebutuhan Anda atau perubahan penting dalam hidup Anda.

Hubungan yang sehat didasarkan pada kesetaraan. Ketika masing-masing menyadari kesetaraannya, tidak ada yang berusaha untuk mendapatkan kekuasaan atau kontrol terhadap yang lain, hasilnya adalah hubungan yang sehat.

 

Ilustrasi Hubungan yang sehat didasarkan pada kesetaraan

 

Referensi:

Moles, K. (2001). The Teen Relationship Workbook: for professional helping teens to develop healthy relationships and prevent domestic violence . U.S.A: Wellness Reproductions and Publishing.

Office of Women's Health. (2018). Am I being abused? Retrieved October 20, 2021, from Office of Women's Health Web site: https:// https://www.womenshealth.gov/relationships-and-safety/signs-abuse